Sampai jumpa pada tulisan saya selanjutnya.
Tian Lustiana
Lifestyle blog, kecantikan, review skincare , review fashion , tips dan trick , kehidupan, emak blogger , blogger Bandung
Tianlustiana.com - Masih ingat banget pas awal ngeblog lagi sekitar tahun 2008 pas lahiran neng Marwah, kala itu blognya masih gratisan. Karena dulu mikirnya its okay sih pakai gratisan, toh hanya buat nulis pengalaman, publish dan share di facebook. Itu pun ga expect ada yang baca, hehe.
Kemudian ketemu komunitas blogger kemudian sharing tentang blog juga, dan salah satu nya buat personal branding itu lebih baik menggunakan domain sendiri, supaya lebih profesional dan lebih dipercaya, yang paling penting lebih Tian banget.
Menurut beberapa teman blogger, menggunakan domain sendiri itu memperlihatkan bahwa kita ngeblog nya itu serius. Langsung deh kepikiran buat beralih ke domain. Alhamdulillah berganti domain sudah sejak 2013 nih.
Dan sekarang saya juga masih punya blog yang belum domain, masih gratisan. Tadinya memang buat review - review aja sih, tapi sekarang kok kepikiran buat nambah domain lagi. Domain dot com kan udah, sekarang jadi pengen nyobain domain.id nih, katanya sih domain.id ini udah banyak dipakai bahkan lebih popular dibandingkan domain.com.
Artinya domain lokal ini bukan keren aja namun menjadi bukti bahwa internet Indonesia sekarang makin bertumbuh dan para user pun makin percaya diri menggunakan identitas digitalnya sendiri. Saya ngobrol sama temen yang kebetulan sudah apkai domain.id, ada beberapa efek yang dirasain loh, diantaranya:
Mau juga beralih ke domain.id?
Hayu atuh buruan cek langsung ke Qwords.Ssst, lagi ada promo domain.id loh...
Domain ini cocok banget buat blogger pemula yang mau serius membangun personal branding.
Tianlustiana.com - Akhir pekan, me time saya tuh jalan sendiri di taman deket - deket rumah. Padahal dulu saya sangat tidak suka bepergian sendiri, tapi seiring bertambah usia sekarang saya lebih suka sendiri, meluangkan waktu untuk sendiri. Sudah mulai lelah berjalan, saya pun duduk sambil minum dari tumbler yang selalu saya bawa, ada seorang ibu yang sedang melihat anak nya berlarian. Ibu itiu tersenyum dan menghampiri saya. Ia bercerita betapa berat perjuangannya setelah kehilangan suami dan harus membesarkan anaknya sendiri. Beliau bercerita bahwa sempat putus asa terhadap ekonomi sekarang, namun ada anak yang harus ia temani, ada anak yang membutuhkannya, hingga keputusasaannya itu berubah menjadi semangat hidup. Ya, semangatnya kembali setelah dia mendatangi layanan sosial milik pemerintah.
Saya agak mengernyitkan dahi, hmm layanan sosial apa?
Ibu itu tersenyum dan bilang " iya teh, saya aja merasa ga percaya awalnya pas ada yang ngasih tau untuk mendatangi dinsos, tapi ternyata mereka memberikan solusi untuk saya yang membutuhkan perlindungan".
Begitu ibu itu bilang "membutuhkan perlindungan" saya langsung merasa gimana gitu, yah perempuan zaman sekarang memang butuh tempat untuk berlindung, apalagi bagi mereka yang sudah kehilangan arah. Ternyata disinilah peran Dinas Sosial Kota Bandung menjadi sangat penting. Dinsos ini hadir untuk mereka yang sedang berjuang untuk kembali memulai hidupnya.
Di Bandung, layanan untuk kelompok rentan, utamanya anak, perempuan dan juga ibu tunggal itu terus diperkuat, dari tahun ke tahun. Fokus mereka bukan semata memberikan bantuan secara materi namun juga memastikan para perempuan dan anak itu memiliki ruang yang aman, memiliki perlindungan hukum serta dukungan sosial lainnya.
Salah satu layanannya adalah UPTD P3A (Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak), unit ini khusus menangani kasus kekerasan perempuan dan anak. Yang menyediakan layanan :
Program Bantuan Sosial untuk Perempuan Rentan & Ibu Tunggal. Wah, keren ya ternyata Bandung juga punya skema bantuan sosial yang diarahkan untuk kelompok rentan, diantaranya adalah:
Tianlustiana.com - Ada teman yang nanya, "Tian, kok rajin banget sih nulis di blog?", "Memang selalu ada ide buat nulis ya?". Bebreapa pertanyaan dari teman non blogger, padahal sebagai seorang blogger ide buat nulis itu banyak sekali, yang ingin saya bahas pun banyak, mulai dari gaya hidup, traveling sampai isu sosial pun bisa jadi bahan tulisan.
Review atau curhatan saya di blog itu semua review jujur, karena untuk saya kepercayaan itu adalah pondasi. Semacam hubungan antar manusia, brand dan konsumennya, sampai hubungan negara dan warganya pun harus dilandasi rasa percaya. Ngomongin negara, saya belakangan ini saya lagi banyak baca - baca tentang lembaga - lembaga yang berperan menjaga integritas bangsa, nih situs yang sedang saya kepo in dkpp.or.id .
Kenapa saya jadi kepo dan ingin mengulik dkpp.or.id ?
Karena awalnya tuh saya hanya lagi ingin baca artikel - artikel singkat, eh tapi kok malah masuk ke website itu. Website yang sama sekali nggak pernah saya eksplor, jadi membuka perspektif baru.
Sebagai warga negara, saya selama ini hanya melihat permukaan dari PEMILU. Pemilu, masa kampanye yang rame banget, debat kandidat yang riuh, bukan hanya kandidatnya yang berdebat namun para pendukungnya pun ikut berdebat, nggak kalah rame. Namun ada sesuatu yang belum pernah saya ketahui dan tidak kalah penting, tentang etika penyelenggara pemilu.
Setelah menyelami situs resmi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, langsung sadar bahwa lembaga ini tuh memegang peran kunci dalam memastikan bahwa pemilu itu bukan hanya berlangsung teknis, tapi juga bermartabat. Penyelenggara pemilu itu bukan bekerja untuk hari ini namun juga menjaga kepercayaan rakyat untuk masa depan, jleb banget kan? Integritas itu bukan slogan semata namun tanggung jawab yang harus dijaga setiap hari.
Lebih jauh mengenal DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu)
DKPP merupakan lembaga negara yang memiliki peran strategis menjaga integritas dan etika penyelenggaraan pemilu di Indonesia. Juga memiliki tugas untuk memeriksa, mengadili dan memberikan sanksi kepada penyelenggaraan pemilu jika melanggar kode etik. Yang juga mencakup anggota KPU, Bawaslu sampai ke tingkat TPS. DKPP juga memiliki fungsi sebagai pengawal martabat dan kredibilitas pemilu demi demokrasi yang bermartabat dan transparan.
DKPP juga memiliki peran sebagai lembaga quasi peradilan yang juga menangani pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu secara transparan dan profesional.Fungsi yang paling utama itu adalah menerima aduan pelanggaran kode etik, melakukan verifikasi dan pemeriksaan, juga memutuskan sanksi bagi yang melanggar.
Dengan tugas - tugas yang berat ini, DKPP harus bisa menjaga netralitas dan juga profesionalitas ke seluruh jajaran penyelenggara pemilu dari pusat sampai tingat TPS, jadi masyarakat bisa mempercayai hasil pemilu.
Lantas apa manfaat dan kepentingan DKPP ini bagi demokrasi ya?
Ternyata, DKPP ini penting pake banget, sebagai pilar pemilu bermartabat. Juga menjamin proses pemilu bukan hanya harus sesuai hukum namun juga beretika. DKPP melakukan tindakan penegakan kode etik yang bisa membantu meminimalkan praktek kecurangan juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemilu. Dan menjaga kredibilitas serta legitimasi hasil pemilu. Putusan DKPP ini sifatnya final dan juga mengikat, karena harus memastikan kepatuhan penyelenggara terhadap etika.
Buat teman - teman yang juga tertarik dengan DKPP ini dan ingin tahu lebih banyak tentang lembaga ini, bisa langsung menyambangi website resmi https://dkpp.or.id . Disana menyajikan banyak informasi penting seperti profil lembaga, keputusan - keputusan DKPP, press release dan juga laporan statistik pelanggaran kode etik yang diterima, lengkap semuanya ada.
Data yang terkini, menunjukkan bahwa DKPP itu terus aktif dalam menindak pelanggaran, termasuk dalam menjatuhkan sanksi sampai pemecatan terhadap penyelenggara yang terbukti sudah melanggar. Informasi ini tuh mendukung transparasi dan keterbukaan kepada publik tentang bagaimana penyelenggara pemilu diawasi secara etis.
Yuk berselancar di website dkpp.or.id supaya lebih banyak masyarakat yang paham tentang fungsi lembaga pengawas kode etik pemilu dan pentingnya integritas serta keadilan dalam proses demokrasi di Indonesia.
Gimana menurut teman - teman perlu kan lembaga pengawas kode etik pemilu ini kita share di sosmed?
Sampai jumpa pada postingan selanjutnya,
Tian Lustiana
Tianlustiana.com - Setelah sekian lama tidak bertemu, finally kami (Saya, Yasinta, Lendy dan Alienda), kami bertemu di Kantor Dompet Dhuafa Jawa Barat di Jalan Martanegara No. 22A, Turangga. Kami berangkat sekitar pukul 07:00 untuk menempuh perjalanan ke Desa Cirangkong, Cijambe-Subang.
Alhamdulillah, perjalanan kami lancar karena berangkat pas weekday, kalau berangkat weekend rute ini biasanya lebih padat, karena banyak wisatawan yang ingin menikmati liburan di daerah Lembang. Perjalanan menuju desa Cirangkong ini cukup menantang dan memberikan pengalaman baru, jalan bekelok dan agak berbatu yang akhirnya membawa kami lebih dekat ke jantung produksi olahan nanas yang sangat kami nantikan.
Hmm, produksi olahan nanas?
Iya, kami berangkat dari Bandung ke Desa Cirangkong ini untuk menghadiri acara pembukaan Industri Komunal OIahan Nanas (IKON). Sebuah industri yang berdiri megah di atas lahan 2000 meter persegi, dengan fasilitas pengolahan yang luasnya 1000 meter persegi ini tuh mampu mengolah sampai 10 ton olahan nanas segar setiap hari.
Produk yang dihasilkan itu berupa selai, pure dan jus konsentrat yang siap dipasarkan ke industri - industri pagang domestik dan juga mulai merambah pasar internasional.
Menurut saya IKON ini istimewa banget, bukan hanya dari kapasitas produksinya, tapi dari skema kepemilikan komunal melalui Koperasi Produsen Barokah Agro Lestari yang menghinpun hampir seribu warga setempat, sebagai pemilik saham. Masya Allah, konsep ini merupakan bagian dari pendekatan filantropreneurship Dompet Dhuafa, yaitu kombinasi filantropi dan semangat kewirausahaan supaya masyarakat tidak hanya sekedar jadi pekerja namun menjadi pemilik usaha yang berdaya dan mandiri, Masya Allah.
Mayoritas kepemilikan saham IKON, 97% dipegang oleh masyarakat penerima manfaat atau mustahik. 3% milik Dompet Dhuafa untuk keperluan perawatan mesin dan pemantauan keberlanjutan program.
Para petani bukan hanya menjual nanas, namun mereka adalah pemilik pabrik IKON, mereka punya saham dan juga ikut menikmati hasil usaha.
Pak Ahmad Juwaini, selaku ketua Dewan Pengurus Dompet Dhuafa, menjelaskan bahwa IKON ini adalah tahap lanjutan dari pemberdayaan masyarakat yang sudah berlangsung selama 32 tahun. Program ini dimulai dari bantuan kebutuhan dasar, pelatihan keterampilan, pendampingan usaha kecil sampai pengembangan industri komunal yang menjadi jalur transformasi yang berkesinambungan untuk warga desa Cirangkong.
Nanas yang melimpah ruah ini dan kadang sulit diserap pasar, sekarang diolah dengan teknologi mutakhir untuk bisa menembus pasar yang lebih lusa dan juga menambah nilai ekonomi untuk para petani.
Dompet Dhuafa, memberikan investasi yang fantastis, senilai 15M belum termasuk biaya tanah, untuk membangun fasilitas IKON ini. Keberadaan IKON bukan hanya membuka peluang lapangan kerja namun juga membuka akses ekonomi dan investasi langsung bagi masyarakat. Dipaparkan juga oleh Pak Ahmad bahwa beliau berharap dukungan dair pemerintah pusat dan daerah supaya keberlangsungan dan pengembangan IKON Subang ini bisa lebih maksimal dan memberikan manfaat yang lebih besar pada masyarakat sekitar dan juga untuk memperkuat posisi mereka di pasar internasional ataupun ekspor.
Factory Visit
Sebelum acara berakhir, saya dan teman blogger mendapatkan kesempatan untuk factory visit. Saya langsung menyambangi teteh - teteh yang sedang mengupas nanas. Nanas - nanas yang sudah dikupas dan dibersihkan kemudian ditimbang satu per satu, dimasukkan ke mesin pemeras. Nanas - nanas itu dipisahkan berdasarkan antara sari dan kuenya. Sari nanas diolah untuk menjadi ekstrak jus, kalau cake nya dijadikan sebagai selai, hampir tidak ada yang terbuang, bahkan kulit nanas nya pun dimanfatkan, untuk pupuk dan pakan hewan ternak. Saya melihat ruangan - ruangan yang menjaga kebersiha dan juga standar produksi.
Hasil akhirnya dikemas rapi di ruang pengemasan. Kemudian produk disimpan di gudang pendingin dan siap dikirim ke industri lain yang akan melanjutkan prosesnya, jadi bisa dibilang IKON ini produksi barang setengah jadi. Dan tentu saja sudah memiliki mitra nya.
IKON ini bukan cuma bangunan pabrik namun ini adalah simbol perubahan, membuktikan bahwa zakat dan wakaf bukan hanya untuk dikonsumsi. Namun juga bisa menjadi penggerak ekonomi jangka panjang. Masya Allah, apalagi sekarang dipermudah ya untuk urusan zakat di Dompet Dhuafa.
IKON mendorong petani untuk menjadi mandiri, bukti bahwa masyarakat bisa mengelola industrinya sendiri. IKON juga membangkitkan rasa percaya diri para petani dan warga desa.
Alhamdulilah, perjalanan hari ini bukan hanya pemandangan indah sepanjang jalan, namun saya merasakan bagaimana IKON ini bukan hanya sebuah industri, namun sebagai lambang pemberdayaan komunitas yang mengangkat kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Semoga IKON menjadi inspirasi lebih banyak pihak untuk terus mendukung program filantropreneurship demi kemajuan bersama.
![]() |
| Produk olahan IKON: Jus nanas, enak dan rasanya segar. Apalagi diminum dingin |
Sampai jumpa pada postingan lainnya,
Tian Lustiana
Tianlustiana.com -Saya tinggal jauh dari Kotabumi, jujur awalnya tidak terlalu mengenal perkembangan lingkungan di Kotabumi. Tapi, beberapa waktu lalu saya baca beberapa media online yang menginformasikan tentang program lingkungan yang dijalankan DLH Kotabumi, saya pun terkesan banget.
Memang, saya bukanlah warga Kotabumi namun akhir - akhir ini saya cukup memerhatikan isu - isu lingkungan, melihat perubahan nyata yang juga banyak dirasakan masyarakat itu menjadi hal yang sangat menarik untuk saya ulas. Kemudian saya pun mencari informasi resminya dan update informasinya di https://dlhkotabumi.com/berita/ .
Memangnya apa sih yang menarik dari DLH Kotabumi?
Sebelum menuliskan review ini, saya melihat beberapa dokumentasi kegiatan DLH Kotabumi, dan membuat saya berpikir bahwa perubahan lingkungan di Kotabumi ini bukan proyek pemerintah semata, namun sudah menjadi gerakan masyarakat.
Dan, masih ada dibeberapa kota masalah sampah ini dianggap full tanggung jawab pemerintah, padahal kan ini masalah kita semua yah, jangan hanya mengandalkan pemerintah atau dinas setempat saja. Namun di Kotabumi semua warganya aktif membersihkan lingkungan, memilah dan memilih sampah hingga mereka menjaga kesehatan ruang publik. Jujur, jarang kan ada kota yang mengembangkan pendekatan kolaboratif seperti ini.
Program lingkungan yang terlihat berdampak. Ada beberapa program yang cukup menonjol, diantaranya adalah :
Sampai jumpa pada tulisan saya selanjutnya.
Tian Lustiana