Rabu, 22 September 2021

Bijak Bermedia Sosial Dalam Mewujudukan Karakter Bangsa

Bismillah, 

Alhamdulillah, setelah sekian lama finally saya bisa berkumpul kembali dengan kawan - kawan Blogger BDG yang sudah lama enggak ketemuan. Terakhir ketemuan tuh pas acara MPR RI tahun lalu, dan sekarang ketemuan lagi pun sama diacara MPR lagi, alhamdulillah. 




Baca : Curhat Kami Kepada Bapak Ketua MPR RI 


Kalau tahun lalu tuh kita ngobrolin tentang Empat Pilar, pada pertemuan kali ini tajuk nya beda, kali ini kita ngobrolin tentang perbedaan yang justru menjadi pemersatu Bangsaa dan juga tentang etika bersosial media yang sesuai dengan karakter bangsa kita. 


The Power of Bhinneka Tunggal Ika ;
Bijak Bermedia Sosial Dalam Mewujudukan Karakter Bangsa 


Sebagai pegiat media sosial alias tukang update status, saya merasa harus banget nih ikutan acara ini, dengan tema yang memang erat kaitannya dengan bijak dalam bermedia sosial. Apa saya sudah bijak? Duh, saya jadi mikir, dan selama ini saya masih belum bijak bermedia sosial. Saya masih kadang suka egois ingin bikin status yang memuaskan nafsu saya saja, padahal kan jejak digital itu gak bisa hilang, jadi saya harus bener - bener mikir dulu sebelum bikin status atau share apapun dimedia sosial. 




Media sosial itu bisa menjadi pemersatu bangsa dan bisa juga menjadi pemecah bangsa loh, tergantung apa yang kita share. 

Banyak loh postingan yang bikin emosi jiwa raga, bukannya berterimakasih mendapatkan informasi, malah marah. Dan yang ada malah saling serang dimedia sosial jadinya. Ya itu tadi, karena pas mau posting media sosialnya gak dipikirin dulu, apakah postingannya bermanfaat atau malah banyak mudharatnya. 

Memang sih, alasannya pasti "kan beda pola pikir" atau "kan beda itu biasa" dan alasan lainnya yang "membenarkan". Kadang capek sih menghadapi yang gini, status si A yang tujuannya kesiapa eh malah yang kesinggung di D, repot. Jadi males update media sosial deh jadinya kalau banyak yang baperan, wkwkw. 

Seperti yang digaungkan pada acara gathering beberapa waktu lalu tentang The Power of Bhinneka Tunggal Ika : Bijak Bermedia Sosial Dalam Mewujudkan Karakter Bangsa. Acara yang diadakan hari Sabtu, 18 September 2021 ini bertempat di Hotel Crowne Plaza. 



Dalam acara ini turut hadir ibu Siti Fauziah, S.E, M.M selaku kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Sistem Informasi Sekretariat Jenderal MPR RI dan Bapak Budi Muliawan , S.H, M.M selaku kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungnan Antar Lembaga sebagai pembicara dalam acara ini. 

Pembaca acaranya Raja Lubis, dan moderatornya mbak Nurliya Apriyana, S.E, M.M yang juga menjabat sebagai dosen Vokasi UI dan pegiat Literasi Media Sosial. 

So happy banget berada diantara kawan - kawan yang memberikan banyak insight selama acara. Kami bertukar pikiran tentang etika bermedia sosial dan juga tentang tanggapan kita terhadap konten - konten yang ada di akun media sosial MPR RI. Konten MPR RI yang ternyata banyak mendapatkan masukan dari para netizen. 



Para netizen memberikan masukan supaya MPR RI itu menyajikan konten yang ringan dan enggak kaku namun tetap pada pakemnya MPR RI yang merupakan rumah kebangsaan. Semoga kedepannya media sosial MPR RI ini menyuguhkan konten yang bernutrisi dan tetap ringan dibaca yah. 

Etika bermedia sosial ini, ditekan kan oleh ibu Siti Fauzia yang mengingatkan para netizen untuk selalu menyaring apapun informasi yang kita terima dan akan kita sebarkan di media sosial, supaya tidak menjadi berita yang salah atau hoax. Sekarang tuh banyak sekali orang yang kemakan sama berita - berita hoax. 

Obrolan seru ini tentang Bhinneka Tunggal Ika dan juga tentang empat pilar yang tidak akan pernah luput dari kita dan MPR RI. Masih ingat sama empat pilar? Hayoh mana suaranya yang masih ingat sama empat pilar MPR RI? 



Baca : Warganet Ngobrol Bareng MPR RI Tentang Empat Pilar 

Oke, back to Bhinneka Tunggal Ika, yap Indonesia itu emang kaya akan keberagaman, perbedaan suku, agama dan ras yang justru menjadi pemersatu bangsa, bukan menjadi penyebab tercerai berai nya kita . Beda itu unik, supaya engga bosen. Iya kan?

Menurut temen - temen perbedaan itu membuat bersatu apa berpisah? 

Kalau menurut saya, perbedaan itu akan membuat kita menjadi bersatu jika kita saling menghargai. Jangan saling serang dan saling hina jika ada perbedaan dan tidak bisa saling menerima, perbedaan itu bukan untuk diterima namun perbedaan itu hanya butuh dihargai. 



Yuk belajar menghargai perbedaan meskipun belum bisa menerimanya. 


 With Love,


Tian Lustiana 




3 komentar

  1. Hidup berbeda itu adalah keniscayaan dan insya Allah bisa indah asal bisa mengelolanya dengan baik

    BalasHapus
  2. Bener banget ini, kita harus bijak-bijak bermedia, ambil yang positif dan buang yang negatif. Tentu ini mewujudkan karakter yang baik.

    BalasHapus
  3. Sama teh, saya juga masih blm sepenuhnya bijak dalam bermedsos, tapi setidaknya selalu berusaha berbuat hal positif di medsos

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentarnya dimoderasi, oiya kalau komentarnya ada link hidup dengan berat hati saya hapus komentarnya yah.
EmoticonEmoticon