Bismillah,
Tianlustiana.com - Health boundaries. Ada yang pernah dengar? Membuat batasan - batasan sehat dengan orang lain, pernah terpikirkan? Memang penting ya membuat batasan - batasan?
Ternyata, batasan itu sendiri punya fungsi untuk melindungi ranah pribadi atau mental kita, bisa dianalogikan bahwa batasan itu seperti pagar yang menjaga rumah kita dari gangguan tetangga dan lainnya, jadi ada semacam pagar pembatas supaya tetap memiliki privacy. Batasan itu bisa melibatkan fisik dan juga emosional dari perilaku orang - orang disekitar kita untuk berinteraksi.
Sejauh ini udah kebayang ya bagaimana batasan - batasan itu penting untuk kita.
Sampai ada penelitian loh yang bilang bahwa orang yang punya health boundaries ini mampu berkembang lebih baik, meskipun ia ditempatkan di lingkungan yang tidak satu circle atau beda minat. Batasan seperti ini juga membuat kita lebih bisa mengendalikan diri dan menghargai diri sendiri.
Oke, paham kan betapa pentingnya melakukan health boundaries, tapi yang jadi masalah adalah kok sulit ya melakukannya. Ya, saya pribadi agak kesulitan untuk memasang health boundaries. Meski memang kalau hanya dengar sih mudah banget yah, tapi lumayan sukar untuk dimulai.
Dan ternyata, akar dari hal ini adalah komunikasi. Ya, jika semuanya jelas maka akan baik, komunikasi baik ya seterusnya akan baik dan tidak ada kesalah pahaman. Betul?
Jadi, bisa saya simpulkan untuk memulai health boundaries adalah dengan memulai komunikasi yang jelas.
Semakin, kita bisa ekspersikan batasan, maka akan semakin besar pula orang lain paham akan batasan yang kita buat. Tidak masalah jika harus mengkomunikasikannya secara berulang.
Lebih jelasnya kita berenang lebih dalam deh, ya.
Health boundaries itu apa sih?
Health boundaries ⇒ batasan - batasan yang ditempatkan dalam aspek waktu, emosi, fisik dan kesehatan mental kita, agar bisa menjaga diri untuk tetap tangguh dan utuh. Batasan yang sehat ini yang akan melindungi diri kita dari manipulasi orang lain.
Bukan hanya aspek waktu, emosi, fisik dan kesehatan mental, health boundaries ini juga bisa kita terapkan pada aspek lain, seperti aspek energi, ruang pribadi, seks, moral & etika, harta, keuangan dan juga sosial media.
Kita bisa membuat pagar batasan dalam hubungan dengan keluarga, teman, rekan kerja, pasangan, bahkan dengan orang yang baru saja kita kenal, jadi orang tuh melihat nya udah segan jadi punya batasan sendiri.
Kenapa harus memasang batasan?
Oke, setelah paham tentang health boundaries, kita lanjut ya. Kenapa sih harus membuat atau memasang batasan?
Batasan itu bisa dianggap sumber kehidupan yang seimbang. Jika nggak ada batasan, bisa dengan mudah loh kehilangan diri dalam segala hal, misalnya dalam pekerjaan , hubungan bahkan keluarga. Bahkan kita bisa saja dimanfaatkan atau dieksploitasi orang lain.
Batasan justru membantu kita untuk menentukan kapan kita berkata YA dan TIDAK. Dengan batasan ini kita lebih merasa aman dengan apa yang menjadi keputusan kita.
Gimana ya caranya memasang health boundaries?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu kita memasang health boundaries /batasan, diantaranya :
❤ Luangkan waktu untuk refleksi diri
Luangkan waktu merefleksikan diri, untuk lebih mengenali dan menetapkan batasan apa sih yang kita perlukan, harus lebih memahami kenapa batasan itu penting kita bangun. Dan apakah ada manfaatnya jika kita terapkan batasan. Tanyakan pada diri sendiri. Resapi dan temukan jawabannya.
Jadi, harus luangkan waktu untuk duduk, diam, merenung dan bertanya pada diri sendiri. Selama hidup, pastilah ada hal yang tidak menyenangkan yang pernah terjadi, tapi kadang kita tidak paham kenapa itu terjadi.
❤ Memulai dari kebiasaan atau hal kecil
Duh,belum punya batasan yang jelas nih. Tenang saja, jangan terburu - buru. Pelan - pelan saja pak supir, hehe.
Jangan tergesa - gesa menetapkan batasan diri, akan lebih nyaman dengan proses yang kita lalui hingga pada akhirnya renungkan saja dan lakukan hal kecil yang akan menjadi sesuatu yang besar.
Yuk memulai untuk terapkan batasan, untuk hidup lebih baik lagi.
Sampai jumpa pada postingan selanjutnya,
Tian Lustiana