Sabtu, 01 Oktober 2022

Benarkah Kusta & Disabilitas Identik dengan Kemiskinan?

 Bismillahirahmanirrahim,  


Alhamdulillah, sekarang sudah bisa bernapas lega ya. Wabah Corona sudah mulai menurun, semoga hilang selamanya. Aamiin. Namun tetap jangan sampai lengah yah, harus tetap jaga prokes, masker harus selalu digunakan. 

Bukan hanya harus waspada sama Corona, namun penyakit lainnya juga. Karena penyakit bukan hanya Corona, iya kan? 

Salah satu penyakit yang harus menjadi perhatian juga untuk kita semua adalah penyakit kusta. Penyakit yang memang sudah ada sejak dulu namun sering diabaikan, padahal penyakit Kusta ini menurut data dari WHO itu di Indonesia berada pada peringkat ke - 3 loh,  sedunia dengan kasus kusta paling banyak sampai tahun 2020. 



Makanya yuk lebih aware lagi sama penyakit kusta ini. Sudah pada tahu kan apa itu penyakit kusta? 

Mungkin ada beberapa yang masih belum kenal dan belum paham betul sama penyakit kusta yah, oke saya jelasin. Penyakit kusta ini biasa disebut penyakit lepra ( dulu suka ada sih di buku pelajaran seputar penyakit ini ), merupakan penyakit infeksi kronis yang menyerangnya itu pada jaringan kulit, saraf tepi sampai ke saluran pernapasan. Kusta ini biasanya bisa timbulkan lesi pada kulit, hingga sebabkan kerusakan saraf. 

Parah ya? 

Pemerintahan kita sedang berusaha terus menerus untuk memberantas dan menuntaskan penyakit kusta ini, dan juga dilakukan bekerjasama dengan beberapa pihak. 

Kemenkes RI ungkap data per 24 Januari 2022, yang menyebutkan ada 13 ribuan kasus kusta aktif. Hmmm banyak juga yah? 

Kusta & Disabilitas identik dengan kemiskinan? 

Kebayang ya sebanyak itu yang terkena Kusta di Indonesia, sampai ada yang beranggapan masalah kusta dan disabilitas ini ada kaitannya dengan kemiskinan, lah kok bisa yah? 

Apakah anggapan ini semakin kuat ? Mungkin karena kusta ini banyak semaikan isu - isu psikologis dan masalah lainnya? 

Saya tertarik sekali sama masalah ini, sehingga ketika ada talk show Ruang Publik KBR pada hari Rabu, 28 September 2022 saya langsung kepo ingin ngikutin, karena memang saya penasaran banget sama isu yang muncul ini. 

Talk show Ruang Publik KBR ini dipersembahkan oleh NLR Indonesia, diselenggarakan melalui channel Youtube Berita KBR dilakukan secara live, namun jika teman - teman yang membaca blog saya ini penasaran ingin mengikuti talkshow nya juga, bisa kok. karena ada rekamannya, silakan langsung saja melipir ke Youtube Berita KBR yah. 



Acara ini sangat keren dan banyak informasi yang bersifat edukasi yang sangat penting, hadirkan juga dua narasumber yang ahli pada bidangnya. Nara sumbernya itu adalah : 

  1. Sunarman Sukamto, Amd. Selaku tenaga ahli kepedulian V, kantor Staff Presiden (KSP)

  2. Dwi Rahayuningsih , perencana Ahli Muda, Direktorat Penanggulangan Kemiskinan & Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian PPN / Bappenas

Talk show ini angkat tema yang membahas Kusta & disabilitas yang sedang diisukan identik dengan kemiskinan. Yang jujurly bikin saya penasaran. Talkshow keren ini dipandu oleh Debora Tanya selaku host. 

Oke, saya akan ceritakan ya. 

Jadi dalam waktu 10 tahun terakhir ini, masalah kusta di Indonesia itu cenderung stagnan, nggak maju dan nggak mundur juga. Berada antara 16ribu - 18ribu orang. Nah untuk tangani masalah ini, pemerintah melalui kantor Staff Presiden (KSP) ikut turun tangan. Wah, semoga segera terselesaikan dengan baik yah. 



Kantor Staff Presiden ini diberikan mandat untuk bantu presiden dan juga wakilnya untuk mengendalikan program prioritas Nasional, pengelolaan isu strategis & komunikasi publik. 

Dijelaskan bahwa dalam penanganan yang dilakukan pemerintah masih dominan dalam upaya kesehatan. Bisa dikatakan belum ada upaya yang lebih intensif & kolaboratif antara kementerian lembaga daerah untuk tangani penyakit kusta ini. 

Masalah kusta ini bukan cuma isu kesehatan saja namun juga melibatkan banyak unsur. Masalah Kusta ini identik juga dengan kemiskinan. Jadi ada unsur ekonomi dan lingkungan juga, bukan hanya isu kesehatan dan sosial. 

Bapak Sunarman juga jelaskan bahwa sekarang tuh ada upaya dan juga kesadaran bersama untuk atasi penyakit kusta ini, salah satunya harus lakukan pendekatan multi dimensi, kolaborasi lintas sektor, lintas kementerian lembaga dan juga pemerintah daerah. Juga termasuk melibatkan para penyandang disabilitas serta OYPMK ( Orang Yang Pernah Mengalami Kusta). 



Kenapa melibatkan OYPMK? 

Diharapkan bisa menjadi agen perubahan, supaya penyakit Kusta ini tidak lagi identik dengan kemiskinan lagi. 

KSP ini adalah lembaga non sektoral yang memberikan dukungan agar ada sinergi lintas bidang, lintas sektor, lintas kementerian lembaga dan juga pemerintah daerah.

Dijelaskan pak Sunarman : Kantor Staff Presiden itu mendorong adanya inklusi kusta dalam setiap proses perencanaan, penyelenggaraan, monitoring dan juga evaluasi pembangunan yang inklusif disabilitas. Jangan melupakan kusta!".

Lanjut dengan ibu Dwi sebagai narsum selanjutnya. 

Ibu Dwi mengatakan bahwa jumlah penyandang disabilitas dengan kategori sedang hingga berat tahun 2021 itu mencapai 6,2 juta. Kalua penyandang disabilitas fisik itu mencapai angka 3,3 juta. 

Tingkat kemiskinan non disabilitas secara nasional ada pada angka 10,14%, kalau tingkat kemiskinan penyandang disabilitas fisik & penderita kusta itu lebih tinggi lagi, sampai ke angka 15,26%.

Dari penjelasan itu bisa kita ambil kesimpulan bahwa tingkat kemiskinan penyandang disabilitas itu masih tinggi dibandingkan non disabilitas. 



Well, tapi kenapa yah kok tingkat kemiskinan penyandang disabilitas cukup tinggi? 

Karena masih banyak stigma yang muncul terhadap OYPMK dan penyandang disabilitas. Inilah yang memberikan pengaruh tingkat kemiskinan dari OYPMK dan para penyandang disabilitas. 

Untuk atasi itu, ada program untuk penanganan kusta dari Kementerian Sosial dan juga dinas terkait, diantaranya : 

  • Program pemberian bantuan berupa sembako. 

  • Program bantuan asistensi rehabilitas sosial & penyaluran alat bantu. 

  • Program kemandirian usaha, khusus untuk mereka yang masih mendapatkan perlakukan diskriminasi di lingkungannya. 

  • Kemensos bersama Dinas Sosial pemerintahan daerah selenggarakan shelter ex penderita kusta, di Jawa Timur ( Dusun Sumberglagah, Desa Tanjung Kenongo, Kec. Pacet, Kab. Mojokerto), Desa Banyumanis, JAwa Tengah & Kompleks Kusta Jongaya , Makassar. 


Sekarang kita semua yang harus hentikan semua ini, STOP DISKRIMINASI terhadap para penyandang disabilitas atau OYPMK supaya mereka bisa punya hak dan juga kesempatan untuk berkarya dan berkembang. Mereka juga punya hak bisa bekerja loh sama dengan kita, jadi semua merata. Tidak ada lagi para penyandang disabilitas dan OYPMK yang tertinggal. 

Alhamdulillah yah sekarang bisa lebih baik lagi karena ada kabar baik, sinergi dari pemerintah terkait hal ini. Seluruh penyandang disabilitas dan OYPMK punya hak yang sama. Nah, jika teman - teman temukan tindakan diskriminasi bisa laporkan ke Disnaker setempat atau bisa langsung ke Kantor Staff Presiden jika tidak mendapatkan respon. 

Semoga memberikan manfaat yah informasi ini. Semoga makin banyak talkshow gini supaya masyarakat luas lebih aware lagi. 


1 komentar

  1. Sebenarnya enggak juga, ya, kusta bisa menimpa siapa saja tapi kebanyakan stigma negatif tentang penyakit ini apalagi penderitanya dikucilkan. Hemm, padahal mereka butuh dukungan kita untuk sembuh. Terima kasih informasinya!

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentarnya dimoderasi, oiya kalau komentarnya ada link hidup dengan berat hati saya hapus komentarnya yah.
EmoticonEmoticon