Rabu, 06 Oktober 2021

101 Hari Tanpa Bapak, Makin Rindu

Bismillah, 


Assalamualaikum bapak. Apa kabar bapak disana? 


Iyang selalu mendoakan bapak, setiap saat. Bukan hanya selepas shalat namun dikala Iyang rindu pun hanya bisa sampaikan lewat doa. 



Bapak, terasa sekali kehilangan bapak. Sudah 101 hari bapak meninggalkan kita semua. Artinya sudah tiga bulan lebih ya pak? Ah, waktu memang sangat cepat sekali berjalan, namun hati ini masih saja terpaut rindu. Rindu yang akan selalu ada untuk bapak.  


Bapak, memang selama bapak hidup Iyang jarang sekali share ke sosial media tentang bapak, enggak kayak orang - orang yang selalu share foto bareng bapaknya. Namun kita sama - sama tahu kalau Iyang sama bapak sangat dekat. Selama Iyang hidup, bapaklah yang tidak pernah marah. Bapak tidak pernah sekalipun membentak Iyang, padahal Iyang banyak salah. Sebagai anak Iyang belum bisa membuat bapak bangga, namun bapak malah pergi duluan. 


Sebelum bapak pergi, masih banyak cahaya. Namun sekarang, seakan dunia Iyang menjadi gelap. Namun tetap Iyang harus berjuang, masih ada mamah yang harus Iyang jaga dan bahagiakan. Karena mamah adalah orang yang paling bapak sayang, makanya Iyang harus menjaganya dengan segenap jiwa raga, iya kan Pak? 


Bapak selalu bilang, " Yang, mun mamah ambek tong dianggap, wios we. Mamah teh cape meureun". Makanya sampai sekarang Iyang akan selalu ingat nasihat bapak, untuk selalu menjaga hati mamah, jangan sampai luka. Semoga Allah mudahkan Iyang untuk selalu menjaga dan membahagiakan mamah ya pak. 


Ah, sudahlah, bukan saatnya Iyang menyesal. Dosa ya pak kalau Iyang terus menyesali kepergian bapak, pastinya bapak disana juga enggak bakalan tenang kalau melihat Iyang disini masih bertanya - tanya kenapa bapak pergi duluan. 




Tujuan kita sama ya pak? 

Surga Allah. Maka sekarang bapak udah duluan kesana dan nungguin kita disana. Semoga kelak kita bisa bertemu yah pak, di Surga Allah. Aamiin. 

Sekarang tugas Iyang hanya berbuat baik, mendoakan bapak dengan sebaik - baiknya doa dan bersedekah untuk bapak. Supaya bapak bisa merasakan cahayanya dalam kubur yah Pak. Sekarang, Iyang hanya berdoa semoga Allah sampaikan semua doa - doa dan sedekah untuk bapak, semoga Allah memberikan rahmatNYA untuk bapak. 



Pak, pas nulis ini Iyang gak nangis loh pak. Hebatkan? 

Biasanya kalau inget bapak, air mata langsung netes dan langsung sesegukan. Eh tapi ini mata udah perih, air mata udah numpuk disudutnya tapi engga jatuh, Iyang tahan pak. Karena Iyang mau menjadi anak perempuan bapak yang kuat dan tangguh. Anak perempuan yang bisa memberikan bapak kebahagiaan di akhirat meskipun di dunia Iyang belum bisa memberikan kebahagiaan. 


Pak, semoga bapak selalu bahagia ya pak. Semoga semua doa - doa yang Iyang panjatkan semoga bisa menjadi penerang kuburan bapak. Aamiin. 



Allaahummaghfir lahu warham hu wa’aafi hii wa’fu anhu . 

Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani saghira 



With love,


Tian lustiana 


1 komentar

  1. Waalaikumsalam, semangat, Mbak. Salut sama hubungan anak dan ayah yang dalam banget, semoga bapak bahagia di sana, ya.

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentarnya dimoderasi, oiya kalau komentarnya ada link hidup dengan berat hati saya hapus komentarnya yah.
EmoticonEmoticon