Selasa, 19 Juli 2016

Kata Orang Saya Begini

Assalamualaikum,

Kata orang saya begini. Katanya saya begitu dan banyak katanya lainnya yang kadang menggangggu pikiran saya. Yah, namanya juga manusia yang merupakan mahluk social dan enggak bisa jauhan dengan manusia lain. Ya kan? 

Gosip

Penilaian orang lain tentang diri saya itu kadang mengganggu banget, membuat saya sedih, ingin marah dan kesal tapi kadang penilaian orang lain itu menjadi motivasi saya untuk tetap bangkit dan menjadi lebih baik. Kadang kalau saya lagi waras, hihi saya suka menyadari bahwa saya hanyalah manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan serta kekhilafan, dan masalah penilaian orang lain tentang saya ya saya cuekin aja, masa bodo.
Namun kadang ada fase dimana saya sedang baper dan semua penilaian orang suka dimasukin ke hati, semoga saya jarang baper lagi deh. Agar saya bisa menerima penilaian orang lain dengan pandangan yang positif dan agar membuat saya tidak memperhatikan halaman orang lain dan intropeksi pada kesalahan saya sendiri. Dengan mendengar penilaian negative dari orang lain tentang saya, saya kok jadi lebih antipati untuk nyinyirin orang lain, dan saya ingin semakin menyadari bahwa Allah Swt menciptakan kekurangan dan kelebihan pada diri saya ini, dan saya? Saya hanya harus menyelaraskan diantara kekurangan dan kelebihan yang saya miliki, itu saja. 


Ketika saya sedang waras, saya menilai penilaian orang lain itu sebagai ungkapan bahwa setiap manusia itu memiliki pandangan yang berbeda. Saya pribadi saja berbeda menilai si A dan si B. Dan saya yakin seyakin – yakinnya mereka yang dianugerahi kecerdasan dan keimanan yang hebat pasti ga ada deh pikiran negative sama orang lain, semoga saya bisa seperti itu, aamiin. Saya ingin selalu melihat orang lain dalam kacamata positive saya, saya ingin mengenyahkan semua kacamata negative, aamiin. IQ, EQ dan SQ bukankah harus selaras dan sejalan? Kebayang kan kalau IQ aja yang digedein? Sombong pasti kan. Namun jika EQ diselipkan sedikit saja, sombong itu bakalan raib perlahan apalagi jika SQ diterapkan pula insyaa Allah pikiran menjadi jernih dan ahlak mulia. Jadi jauhi diri dari sifat manusia konyol yang hanya memandang orang lain dengan setengah hati dan separuh mata saja. 

Selalu merasa diri ini adalah manusia paling benar, sombongnyaaa. Kadang yah, melihat kesalahan orang lain itu selalu asyik, merasa diri ini paling benar, mereka salah saya benar, naudzubillah yaa Rabb. Kesalahan orang lain kok gede banget yah dan kesalahan sendiri? Masa bodo. 

kata orang saya begini
Allah Swt lah sebaiknya penilai tingkah laku kita. Ketika saya pernah merasakan merasa dikotakkan sebuah hierarki manusia, saya hanya diam. Ketika saya dibilang seorang yang ambisius, saya diam. Ketika saya dibilang saya seorang yang tak tahu terimakasih saya pun diam, ah memang orang itu hanya bisa memberikan cap pada saya, pernah kah dia sendiri menelaah cap pada dirinya sendiri? Terlalu ego memang. Dia lupa bahwa yang berhak menilai dan memberikan cap adalah Allah Swt, pemilik seluruh alam dan isinya, dia lupa. Tak ada manusia yang diberikan hak untuk memberikan label pada manusia lain, akrena golongan manusia itu bukanlah dari derajat dan kastanya namun dari tingkat keimanan dan ketakwaannya, itu saja. 

Diberikan label sama orang lain, lantas saya harus bagaimana? Saya sedih? Iya. Saya marah? Iya. Saya kesal? Tentu. Namun akhirnya kewarasan saya kembali, dan saya sadar semua ini back to diri saya, apa yang salah dengan saya? Semua yang erat kaitannya dengan manusia itu relative. Argument manusia juga relative, cuman kebenaran dari Allah Swt lah yang siffatnya mutlak. Penilaian buruk tentang saya? Ah sudahlah, suruh ia pergi jauh biar saya enggak pusing. Suami saya bilang biarkan saja anggap saja mereka sedang memberikan peluang untuk saya berbuat semakin baik, suami saya mengatakan bahwa saya jangan hiraukan penilaian orang lain karena mereka kerjaannya emang mencari jeleknya saya. Biarkan sajalah mereka dengan penilaiannya dan saya asik dengan kebahagiaan saya, bener gak sih? 

Apa yang salah dengan diri saya? Itu kerap sekali saya pertanyakan, saya hanya manusia biasa kok, saya bukan malaikat dan saya pun gak mau ih dibilang setan. Ya udah sekarang saya cuman ingin belajar introspeksi diri sendiri daripada saya membalas nyinyirin orang, kan konyol banget rasanya. 

Penilaian manusia itu gakan pernah ada ujungnya. Tuh liat artis – artis juga yang haters nya banyak, artinya famous kan artis itu? Hatters gonna hate. Apapun yang dilakukan, yang namanya gak suka ya udah sik ga suka aja, TITIK. Jadi lebih baik ambil yang baik, buang yang busuk, dan bahagia. Saya bersyukur karena masih ada yang peduli dengan saya. 


Wassalam,

Tian Lustiana 





5 komentar

  1. iya, kadang suka terganggu dengan pemikiran orang yang menilai kita. Tapi, kalau udah begitu, saya balik lagi untuk versikap cuek. Abis capek juga

    BalasHapus
  2. Semua harus disyukuri, sebab semua manusia punya kelebihan dan kekurangannya masing2. Semua menjadi keindahan hidup bila pandai bersyukur :)

    BalasHapus
  3. Kadang saya juga suka begitu, merasa terganggu dengan penilaian orang, tapi ya cuek aja deh, toh tidak merugikan mereka atau mengganggu kehidupan mereka. Yang penting saya bahagia dengan keluarga.

    BalasHapus
  4. aku sebenarnya juga sedih seh, kadang aku ngomong apa org lain ngomong apa. Padahal ya, ga semua harus setuju dan cocok dengan kita hehehe.
    apalagi skrg, sebenranya aku jauhin namanya internet dll. jadi update blog aja. karena hidupku disana itu ae... makin banyak temen dodunia maya dan nyata bikin pusing wkwkkw*introvert sekali kan sayaah

    BalasHapus
  5. terserah org mau ngira apa, yg penting introspeksi & bahagia ya :D

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentarnya dimoderasi, oiya kalau komentarnya ada link hidup dengan berat hati saya hapus komentarnya yah.
EmoticonEmoticon