Memahami Diri Sendiri Sebelum Memahami Orang Lain

Dari beberapa tahun lalu, dua apa tiga tahun lalu gitu, lupa. Saya mulai mengenal banyak orang dari beberapa komunitas, banyaklah. Dan banyak sekali karakter - karakter mereka yang berbeda - beda, sungguh berbeda. Dari yang mulai baik beneran sampai yang pura - pura baik sudah saya temui, dari yang lucu sampai yang lucu - lucuan juga udah pernah saya temui, karakter yang ini dan itu, begini dan begitu, sudah saya temui dan semuanya punya sisi negatif dan positif tersendiri. 


Dan artinya saya harus lebih peka terhadap siapa saja yang saya temui dong, berarti harus lebih banyak belajar memahami karakter manusia nih, hmmm. Eh tapi IMHO sih kalau ingin belajar memahami karakter orang lain, sebelumnya harus memahami diri sendiri dulu, gitu sih kalau menurut saya. Gak bisa kita terus belajar memahami karakter orang lain, sedangkan karakter diri sendiri dicuekin begitu saja, ooh tidak bisa kawan. 


Untuk saya sendiri, memahami diri sendiri, memahami karakter saya sendiri itu kadang gampang dan kadang sulit banget. Contohnya nih ya, saya kadang gak suka kalau ketemu sama orang yang jutek, nyebelin dan bla bla bla. Salah sih sebenarnya saya karena gak suka sama orang gitu, seharusnya saya menunjuk diri sendiri kalau saya melakukan hal yang sama gimana? kalau saya jutekin orang gimana? hmmm dan akhirnya saya pun merasa malu sendiri, wkwkwk.Peer gede banget buat saya untuk memperbaiki diri, mungkin saya dijutekin itu karena memang saya nyebelin atau mungkin alasan lain, entahlah yang pasti harus memahami diri sendiri aja dulu ini mah. 

jadi ada lho beberapa aspek yang bisa mempengaruhi perilaku, aspek bagaimana seseorang mendapatkan energi itu juga bisa mempengaruhi perilaku dan karakter. Aspek seseorang bagaimana mendapatkan informasi juga bisa mempengaruhi apakah melalui panca indera ataukah melalui daya imajinasinya. Bagaimana seseorang membuat keputusan, apakah berdasarkan pada pemikiran ataukan perasaan dan bagaimana orientasi kehidupan seseorang apakah dengan judging ataukah dengan memahami, itu mampu mempengaruhi perilaku ternyata yah. 

So, harus banyak belajar nih saya dari lingkungan dan komunitas lagi. Belajar memahami diri sendiri dan memahami orang lain dalam waktu bersamaan bisa gak yaaa? *mikirkeras*. Sebaiknya meminta Allah Swt melembutkan hati saya aja dulu kali yah dalam setiap doa dihamparan sajadah, setelah Allah SWt melembutkan hati saya maka akan dengan mudah saya menghadapi perilaku - perilaku aneh disetiap komunitas. Semangaaat Tiaaan. 


11 komentar

  1. setuju banget mbak, anyway salam kenal ;)

    BalasHapus
  2. Iya sih, kadang bingung, kalau nggak memahami orang lain dianggap tidak peduli atau jahat. Padahal bukannya tidak mau, tapi urusan sendiri saja tidak paham lha kok sempat2nya mau memahami orang lain heheheee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mak Lusi, orang lain pengennya dimengerti aja hihihi

      Hapus
  3. Iya betul ya teh Tian kita harus memahami diri sebelum memahami orang lain.... jadi kepikiran bikin tulisan ttg kepribadian yang saya share sore kemarin di pengajian...trims ya teh Tian sudah menginspirasiku hihi ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perlakuan orang lain adalah cerminan dari perlakuan kita ya, begitu kan?

      Hapus
  4. Hai Mba, ini pertama saya mampir kayaknya ya, dapat dari blogroll IHB, hehe salam kenal. Setuju Mba sebelum ngejudge orang nyebelin atau jutek saya juga sebisa mungkin mengingat mungkin saya juga nyebelin atau jutek, hihihi. Tapi susah juga ya Mba ngebiasain inget begitu, musti dibiasain banget XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih mbak atas kunjungannya :), iya memang menunjuk diri sendiri lebih baik dibandingkan menunjuk orang lain dulu

      Hapus
  5. Sebenarnya aku orang yang moody. Bisa mendadak heboh lalu tiba-tiba diam, anggun kayak putri Solo (huuuuu), Eh tapi bisa beda gitu karena bisa jadi frekuensiku ga sama sama orang lain. Jadi mending deket sama yang nyambung tapi berusaha ga cari ribut sama orang lain, ya. Elu ya elu, gue ya gue :). Nah, kalau ketemu aku tiba-tiba diem, bisa jadi karena frekuensinya masih searching kayak sinyal HP gitu hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. gueee bangeeet ituuuuh toss bangeeeet yuk

      Hapus
  6. Terus brusaha memperbaiki diri yo, Mbak. Sinau sitik2. . . :D

    BalasHapus
  7. Emang bener. Kita harus memahami diri orang lain baru paham tentang diri kita sendiri

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentarnya dimoderasi, oiya kalau komentarnya ada link hidup dengan berat hati saya hapus komentarnya yah.
EmoticonEmoticon