Minggu, 04 September 2016

Pemerintah Disebut Tidak Adil Karena Fokus Bangun Rumah MBR

Assalamualaikum,

Pemerintah Indonesia hingga kini terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas perumahan atau hunian lain yang terjangkau. Sebanyak 700.000 unit rumah ditargetkan dibangun di Indonesia sepanjang tahun 2016 ini.


Seluruh unit rumah tersebut dikhususkan untuk para masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR yang memiliki pendapatan bulanan sebesar kurang dari Rp 4 juta atau kurang dari Rp 48 juta per tahun.

Meskipun target rumah ini dikhususkan untuk para masyarakat berpenghasilan rendah, namun program ini masih mendapatkan kritik dari para masyarakat yang kondisi ekonominya lebih miskin dari MBR.

Mereka banyak dari mereka yang menyesalkan kenapa pemerintah lebih membantu masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah daripada masyarakat sangat miskin.

Pemerintah sendiri menyebut bahwa kritik yang ada merupakan hal yang wajar. Karena penduduk sangat miskin sendiri kini berjumlah sebanyak 10 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Pemerintah sendiri beralasan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terbatas sehingga coba membantu MBR daripada masyarakat sangat miskin. Hal yang ditangani pun sangat banyak yaitu perumahan, infrastruktur, pendidikan, hingga kesehatan.

Terlebih, di bidang perumahan, karena membutuhkan komitmen pembayaran kredit yang panjang, maka masyarakat yang disasar adalah mereka yang belum memiliki rumah dan benar-benar memiliki penghasilan. 

Tidak hanya itu, penerapan aturan yang ada juga dipastikan ketat agar nantinya penerima program tersebut bukanlah masyarakat yang tidak sesuai kriteria. Sehingga rumahnya tidak dijadikan sebagai instrumen investasi, namun dijadikan rumah tinggal.

Jika hal tersebut terjadi, maka dipastikan bahwa rumah MBR tidaklah tepat sasaran. Sehingga perlu diawasi dengan lebih baik. Pemerintah sendiri meyakini bahwa MBR adalah sasaran yang tepat karena belum memiliki rumah dan juga memiliki penghasilan yang cukup. 

Hanya saja memang harus tepat sasaran agar tidak dimanfaatkan oleh masyarakat golongan lain. Mereka yang dapat menjaga dan bertanggung jawab atas tepat atau tidaknya sasaran adalah para masyarakat sendiri dan juga pemangku kepentingan lain seperti developer dan juga pihak bank.

Disinyalir ada beberapa kasus masyarakat yang membeli rumah MBR untuk investasi. Padahal, mereka memiliki penghasilan melebihi ketetapan. Rumah tersebut dijadikan investasi karena memang investasi properti merupakan salah satu keuntungan. Harga rumah dijual di Surabaya misalnya, bisa naik sebesar 20 hingga 30 persen per tahunnya.


Wassalam,

Tian Lustiana

4 komentar

  1. mmmm... Ga ngerti maunya pemerintah apa ya -_-;

    BalasHapus
  2. MBR teh singkatan dari apa, Teh Tian?
    hehehe... awam banget saya x_x

    BalasHapus
    Balasan
    1. MBR itu Masyarakat Berpenghasilan Rendah :)

      Hapus

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentarnya dimoderasi, oiya kalau komentarnya ada link hidup dengan berat hati saya hapus komentarnya yah.
EmoticonEmoticon