Sabtu, 06 September 2014

Anak remaja juga rentan menjadi obyek kekerasan seksual

Kekerasan terhadap anak menyimpan cerita haru dan rasa iba dalam hati. Betapa tidak, peristiwa yang sering kali terjadi ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua, jangan sampai menjadi korban berikutnya dan jangan sampai ada korban selanjutnya. Cukupkan saja penderitaan ini sampai disini. Jangan pernah ada lagi, JANGAN. 

Searching GOOGLE
Kira - kira begitulah yang teman saya katakan ketika saya ngobrol santai bersamanya, membahas tentang ebook yang sedang digemborkan #KEBAgentofchange, dan dengan begitu saja air matanya mengalir dan tetiba suaranya menjadi parau, menahan perih hati. Beliau adalah teman yang tidak terlalu dekat dengan ku, namun akhir - akhir ini kami sering berbicara bersama bahkan chatting bersama. Saya tidak pernah menyangka bahwa ternyata dia adalah korban kekerasan, 12 tahun silam. Ah saya menjadi gak enak hati, karena saya merasa membuka memoar luka lama dia, menorehkan luka yang lama. Ah maafkan aku, desisku dalam hati. 


" Sekarang kekerasan seksual terhadap anak memang harus lebih diminimalisasikan dan seharusnya di hentikan, jangan ada korban - korban lagi. Psikis mereka yang akan terkoyak, raga bisa disembuhkan meski tidak total, namun psikolog akan hancur selamanya" Temanku ini memberikan sedikit tentang ebook yang saya sampaikan, sampai pada akhirnya dia mengatakan hal yang tidak aku percaya. 

" Kondisi psikologis korban akan terus ada sampai kapanpun, tidak semua orang bisa menerima keadaan seseorang yang merupakan korban kekerasan seksual semasa kecil, aku adalah korbannya, dan sampai sekarang suami ku saja masih sering memaki ku karena aku yang tidak seperti wanita belum menikah pada umumnya.''

Itulah pernyataan dia yang sungguh menohok batinku, ah wanita secantik dia yang sering mengeluhkan kondisi rumah tangga dengan suaminya ini ternyata korban kekerasan. Pedih sekali batinku melihatnya, wanita secantik ini yang terlihat sangat polos. 

Perlakuan yang tidak baik sering dia dapatkan dari kedua orang tuanya, dia selalu menjadi bulan - bulanan ibunya ketika ibunya kesal pada ayahnya. Ibu nya selalu memaki dia dengan ucapan yang kurang baik, bahkan nyaris tidak baik. Ayah nya pun sama, ia selalu bersikap kasar pada anak dan istrinya. Tamparan hingga cacian dan makian sudah menjadi makanannya sehari - hari. Kekerasan yang ia rasakan dulu masih terasa sampai sekarang, sampai sekarang. Luka bekas goresan pisau di pahanya sempat aku lihat kemarin, dan itu berbekas. Ah sungguh menderitanya dia dulu. 

Selain mendapatkan perlakuan tidak baik dari orang tuanya, dia pernah mengalami kekerasan seksual juga, oleh guru. Iya oleh guru. 

Jadi ceritanya berawal dari jaman dia masih duduk di bangku SMA kelas 1, dia tergolong anak perempuan yang lemah, sakit - sakit an. Dia sering pingsan di kelas, atau bahkan dimana saja ketika dia merasakan kesakitan itu dan akan langsung pingsan.  Hingga pada suatu hari, dia pingsan di sekolah sehabis upacara. Badannya lemah tak mampu menopang lagi, dan robohlah dia. Seperti biasanya, untuk siswa yang sakit maka akan dibawa ke ruangan uks, maka temanku ini direbahkan lah di ruang uks. Teman - teman lainnya yang mengerubungi nya dan mengoleskan minyak kayu putih padanya lalu meninggalkannya dan memang harus belajar kembali. Sementara temanku ini masih dalam keadaan pingsan dan ditunggui oleh 2 orang petugas UKS, satu orang wanita dan satu orangnya lelaki. Sang penjaga wanita ini meminta ijin keluar, atau ga tau sih jelasnya kemana yang pasti katanya diruangan itu hanya ada dia dan sang lelaki penjaga UKS yang tidak lain adalah guru juga. Dalam keadaan yang masih lemas, tak kuasa ia buka mata. Ia merasakan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman, aaah seragam sekolahnya sudah terbuka kancingnya, dan tanpa tahu bagaimana caranya, dia telah dinodai oleh si penjaga UKS yang notabene guru itu. Temanku ini terbangun dan menangis, namun ia kemudian mendapatkan ancaman dari sang guru itu, kalau dia berbicara pada orang lain, maka dia akan dinyatakan tidak lulus ujian, dan tidak akan naik kelas. 

Seketika ia merasa dirinya hancur, semakin tidak bergairah untuk hidup. Meskipun sudah SMA, dia tidak pernah merasakan pacaran, dan kini ia malah ternoda. Ia menyembunyikan rahasia besarnya sendirian. Jika ia bicara pada orang tuanya, sudah terbayangkan malah hantaman dan cacian yang akan orang tuanya berikan. Ah ia hanya ingin berserah diri saja pada yang maha kuasa. Bertahun - tahun ia menutup diri dari lawan jenis. Dia tidak ingin menikah selamanya, itulah yang ia pikirkan sebelum akhirnya ia menikah. 



Dan ada pria yang menikahinya, namun bahtera rumah tangga yang tidak bahagia justru membumbui rumah tangganya. Suaminya sering mencaci bahwa ia bukanlah perawan lagi, tidak peduli apa alasannya. BAhkan ia mengumbar aib ini kesemua keluarganya, hingga kini ia tetap bertahan demi anaknya, tak peduli keluarga mencibirkannya. 

Ia tidak ingin anaknya menjadi korban selanjutnya, ia akan menjaga anaknya selalu. Maka dari itu ia sangat antusias sekali ketika saya ajak mengobrol tentang ebook ini. Ah dia sangat berterimakasih pada #KEBAgentofchange yang telah ikut serta menggemborkan anti kekerasan pada anak. 

Sampai sekarang rasa sakit hati dan luka itu masih menganga dalam hatinya, pukulan dan cacian dari orang tuanya pun masih sangat terasa olehnya, sebelum ia konsultasi pada seorang psikolog di Jakarta 4 tahun lalu, ia pernah membabi buta menyiksa anak perempuannya hanya karena anaknya tidak menuruti perintahnya. Namun ia langsung meminta suaminya untuk membawa nya ke psikolog. Nah sejak itulah suaminya menganggap dia hina dan gila, sampai akhirnya suaminya meninggalkannya tanpa status, dan menikah lagi dengan perempuan lain di kota Surabaya. Namun ia tidak ingin cerai karena ia masih ingin suaminya memberikan nafkah pada anaknya, sampai anaknya dewasa. 

Jadi, pengetahuan seksual harus diterapkan sejak dini, selain itu saya rasa orang tua harus lebih mendekati anak, terutama ibu. Peran ibu harus bisa menjadi sahabat baik untuk anak, agar anak tidak canggung curhat pada ibu. Selamatkan anak indonesia dari sekarang, besok dan seterusnya. Bukan hanya anak - anak, anak remaja pun harus kita lindungi. Berikan pengarahan yang baik dan ringan agar mudah dipahami, jangan marahi anak remaja ketika ia berbuat salah, dekati dan berikan pemahaman. Karena pada umumnya anak remaja yang menjadi korban kekerasan seksual ini jika tidak disupport akan mengarah pada dunia gelap lainnya. Buktinya banyak penjualan anak, diantara mereka banyaknya anak remaja, mereka sebenarnya mengalami kekerasan seksual, mereka dipaksa untuk melayani ''tamu", sekali lagi dipaksa. Namun karena mereka merasa tidak ada yang melindungi maka mereka jadikan itu sebagai hal biasa dan akhirnya terus sampai ia dewasa dan tua. 

Yuk bersama - sama dekati dan berikan dukungan kepada korban, dan berikan permahaman yang jelas kepada anak agar anak terhindar dari segala bentuk kekerasan. Kalau bukan kita, siapa lagi?? 




Note: Untuk nama korban, sengaja tidak saya sebutkan atas permintaan yang bersangkutan.


9 komentar

  1. Hiks, guru? Duh tega, jahat bener.Waktu pernah kerja di SD ada guru kelas yang ngajak becanda dan nyolek2 lenganku. Aku langsung nyolot, "JANGAN GITU! SAYA GA SUKA!" bentakku. Aku bentak dia di depan guru senior. Sebel, kesal, rese dan rasanya pengen nimpuk. Mungkin karena dia biasa becanda dengan orang lain dan ga ada reaksi begitu jadi nganggap saya juga bisa dicolek2 gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah ga percaya banget masa guru seperti itu, hiks. Teman Tian ini tipe anak yg polos, mun sunda na mah tenggar kalongeun, karena banyak di maki dan dipukul orang tua kali yah, jadi mungkin dapat perlakuan gitu bingung mau cerita kesiapa. Ihhh masa ada guru gitu colek2 yah, becandanya ga baik ya

      Hapus
    2. mungkin dia merasa biasa aja, katanya sih sama guru lain biasa cipika cipiki. iiiiiih, kalo ganteng juga aku mah ogah dicolek2, emang sabun?
      Biar berisik tapi kadang flat gini, kalo ada yg kurang ajar, aku bisa keluar tanduknya hahaha

      Hapus
    3. Hihihi emang suka ada sih guru atau cowok yg menganggap hal kyk gitu biasa aja, padahal mah itu ga ada biasanya yah. Dan suka heran aja kalau ada yang seneng dicolek - colek. wkwkwkwk

      Hapus
  2. Kepikiran terus kalau anak2 lagi diluar rumah. Semoga Allah selalu melindungi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama mak, saya juga suka ingat terus dan kepikiran selalu, semoga anak - anak kita selalu dijaga dan dilindungi oleh Alloh Swt, aamiin

      Hapus
    2. Aamin..
      Aku ikut ngaminin ya mbak, biar anak-anak kita semua terjaga dari fitnah akhir zaman ini

      Hapus
  3. Duh ngeri emang mba, tanda akhir jaman adalah terjadinya fitnah dimana-mana, bahkan orang tidak akan malu untuk melakukan tidakan hal tidak terpuji itu di depan umum, naudzubillah. Semua kembalik pada tanggung jawab ortu, karena di akhirat jika itu tidak bisa membimbing atau mengarahkan pada yang benar maka amanat itu akan menyeretnya ke api neraka. :(

    BalasHapus
  4. emang zaman sekarang harus lebih berhati2 lagi agar selalu waspada

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentarnya dimoderasi, oiya kalau komentarnya ada link hidup dengan berat hati saya hapus komentarnya yah.
EmoticonEmoticon